Only heaven knows...

Kukirimkan duka untuk saudaraku...
Indonesia sedang berduka, lebih dari seratus putra-putri Indonesia tewas ditelan ombak Samudera Hindia. aku memang berduka tapi aku tidak setuju jargon 'Indonesia Menangis' yang saat ini sedang digembor-gemborkan oleh media dan juga bapak-bapak yang ada di kabinet.pak...bu...kalau anda semua mau lebih mendengar bukan kali ini saja Indonesia menangis. hampir setiap hari ia menangis. tangisnya memang hanya diwakili oleh anak-anak jalanan yang kembali tidak bisa makan hari itu, atau oleh ibu-ibu yang rumahnya digusur para petugas Tramtib. atau oleh para pedagang yang gerobaknya diangkut dengan paksa atau mungkin oleh para buruh yang dipecat hanya kaena memperjuangkan hak mereka (terilhami oleh film televisi pemenang FFI). hampir setiap hari indonesia menangis pak..bu...tapi mungkin kalian terlalu sibuk mengurus harga-harga dan para investor asing. ya...kalian terlalu sibuk sehingga kalian baru bisa mendengar ketika ribuan rakyat di Aceh sana menangis. dan kini kalianpun tergerak untuk membantu, maaf bukan aku berburuk sangka, tetapi apakah kalian benar-benar tulus? apakah itu benar-benar uang kalian? atau uang yang kalian dapatkan dari hasil memotong subsidi (yang tentu saja membuat rakyat di propinsi lain menangis, tapi, ahhh...kalian kan terlalu sibuk untuk mendengarnya)? mudah"an dugaanku salah, mudah"an kalian benar-benar tulus membantu mereka, dan mudah"an juga kalian tidak hanya membantu mereka yang ada di Aceh. mungkin besok kalian mau membantu mereka yang menangis di pinggir" jalan sudirman, atau di bantaran kali ciliwung, atau di daerah bantar gebang. semoga....
tadi pagi saya melihat headline sebuah koran 'Pak SBY, apa salah kami?', aku jadi bingung, apa pak SBY yang membuat semua itu? apakah koran itu telah kehabisan ide sehingga membuat judul seperti itu? mengambil momentum saat Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang baru dan menjadikan itu sebagai alasan atas bencan yang terjadi. mungkin headline itu seharusnya berbunyi 'Tuhan, apa salah kami?' karena memang hanya Tuhan yang tahu apa salah kita

No comments: