At last....

Setelah sekian lama tidak memegang komputer karena disibukkan oleh kegiatan yang namanya Kaderisasi atau yang sering dipelesetkan menjadi Kaderisas**t akhirnya aku bisa mengisi blog ini kembali. Tentang kaderisasi itu sendiri tidak banyak yang bisa aku ceritakan, mungkin bagi mereka yang telah mengalaminya juga memiliki cerita pengalaman yang sama denganku. Kaderisasi seperti yang dikatakan oleh salah seorang seniro adalah sebuah kenangan manis yang pahit untuk diulang. Disana kita bisa mengenal banyak teman (terutama untuk mereka yang cenderung introvert sepertiku), belajar berbagai pengalaman bekerja sama, merasakan dinginnya ITB pada pukul 3 pagi, dan belajar untuk tidak tidur selama beberapa hari sera setumpuk materi lainnya yang diharapkan oleh para pengkader dapat diterima dengan baik oleh para kadernya.
Sebenarnya apa guna dari kaderisasi tersebut (pleonasme dari OSPEK)? Kalau kita melihat namanya tentu saja untuk mencetak kader-kader yang handal dari sebuah organisasi. tapi, apakah kader yang berkualitas dapat dicetak dengan memberikan tugas-tugas yang berat dengan waktu yang tipis dan konsekuensi yang berat? Alasan yang selalu diberikan oleh panitia adalah agar para mahasiswa baru siap menghadapi dunia perkuliahan dan pekerjaan nantinya yang KATANYA akan sangat berat penuh dengan tekanan tugas dan tanggung jawab. Tetapi apakah mental dan pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab bisa dibentuk dengan itu? Toh dosen atau bos kita nantinya tidak akan memberikan hukuman push-up unutuk setiap tugas atau pekerjaan yang tidak selesai. hukuman push-up pada akhirnya malah membuat para peserta mengerjakan sesuatu dengan terpaksa dan dan tentu saja hasilnya juga tidak akan sempurna. Sistem tersebut juga seakan memaksa peserta untuk beradaptasi dalam tempo yang singkat.
Menurutku pribadi cara" pembentukan kader yang baik adalah dengan pemberian materi yang berhubungan dengan organisasi tersebut dan dilakukan implementasi pada tahap akhir. dengan begitu dapat terlihat apakah peserta kaderisasi benar" telah siap menjadi kader organisasi tersebut. Tentu saja ini hanyalah konsep semata, karena terbukti banyak organisasi yang telah memiliki konsep serupa namun pada prakteknya melenceng dari konsep semula.
Nb: Emang kita mau masuk himpunan atau mau ikut lomba baris-berbaris?

4 comments:

ikram said...

Selamat yee, elo udah kelar ospek kan.
Katanya nggak bakal yang bakal elo ceritakan, kok jadinya satu entry juga yak!
Tiap tahun, bakal bejibun mahasiswa baru yang bertanya2 seperti elo. Toh, tahun depannya ospek tetap berjalan. Mereka ada pula yang tadinya menggugat, menjadi panitia.
Jadi, kapan dong.. perbuatan sesuai dengan kata-kata?

Batari Saraswati said...

trus, lo ada nasehat nggak buat gw yang BELUM selesai menjalani ini semua?

ikram said...

yang elo maksud dengan elo siapa bat? gua atau jofa?
kalo misalnya gua... ge-er dikit nih... nggak ada nasihat buat lo. soalnya kita kan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran...

Floresiana Yasmin said...

yap, seperti yang dibilang orang2... sejelek2nya ospek dan se ga gunanya.. paling ngga, lo punya sesuatu buat dikenang 30 tahun lagi pas reuni.
Bisa jadi suatu hari nanti lo tertawa karena ketololan lo milih ikut ospek.
selalu ada hikmahnya kan?