Mahasiswa != Siswa STM

Senin, 12 Desember 2005 bertempat di lapangan basket campus center diadakan acara Campus Meeting bertajuk "Kaderisasi Mahasiswa ITB di Persimpangan Jalan". Acara tersebut seharusnya dimulai pukul 09.00, tapi saat saya datang pukul 09.30pun hanya nampak sedikit orang yang tampak disana. Jangan mengharapkan para pembicara dari eksekutif ITB seperti yang tercantum di spanduk, mahasiswa yang hadirpun hanya segelintir. Dan selama ini mahasiswa selalu mengeluh bahwa mereka tidak pernah diajak berdialog dengan rektorat...

Sekitar pukul 10 acarapun dimulai dengan 2 pembicara yang telah hadir, dari KM dan dari IOM. Sempat mengetahui bahwa petinggi rektorat yang dijadwalkan datang tidak hadir, mahasiswa sempat kecewa dan meneriakkan gerutuan. Untung beberapa saat kemudian kehadiran beliau bisa dipastikan, mahasiswapun kembali tenang. Acarapun dimulai dengan pembukaan wacana dari pembicara tentang masalah kaderisasi. Acara yang pada awalnya saya kira akan berlangsung "panas" ternyata berlangsung "adem ayem" saja.Pun ketika pihak rektorat berbicara atau saat berlangsung sesi tanya jawab yang biasanya dapat memicu perdebatan-perdebatan sengit, berlangsung dengan tenang. Semua pertanyaan/pernyataan yang dilontarkan mahasiswa dapat dijawab pihak eksekutif dengan argumen yang lebih kuat daripada yang dilontarkan pihak mahasiswa.

Campus meetingpun berakhir dengan "kemenangan" pihak eksekutif ITB. Sebuah fenomena yang menarik dapat saya tangkap disini. Saat ada pembicara yang sedang berbicara di depan, di bangku hadirin timbul kasak-kusuk yang mengungkapkan ketidaksetujuan akan apa yang sedang dibicarakan. Tetapi saat sesi tanya jawab dimulai, kasak-kusuk itu langsung menghilang. Mereka yang bertanya hanya menanyakan pertanyaan tidak berbobot yang selalu diulang-ulang. Apakah ini memang tipikal mahasiswa ITB? Hanya berani mengemukakan pendapatnya bila beramai-ramai? itupun kemudian tidak bisa mereka suarakan dengan baik. Kalau memang begitu, apa bedanya mahasiswa ITB dengan siswa STM? Yang hanya berani bertindak kalau mereka sedang bersama, dan itu diwujudkan dalam bentuk tawuran. Apakah mahasiswa ITB hanya berani bersuara bila ada teman-temannya disamping, ada orang-orang yang mendukung pendapat mereka? Apakah ini produk-produk himpunan yang dibanggakan? mengingat rata-rata mahasiswa yang hadir adalah petinggi himpunan. Kalau memang iya maka memang sebaiknya himpunan dibubarkan!

Mengapa? Karena kalau himpunan hanya mendidik mahasiswa menjadi orang-orang yang hanya berani berbicara di belakang,tidak akan ada orang-orang besar bangsa Indonesia yang lahir dari ITB. Karena orang-orang besar harusnya bisa bersuara ditengah orang yang menentangnya. Berkata Tidak disaat orang lain berkata Ya. Bila memang kita ingin kaderisasi tetap ada, himpunan tetap berdiri, seharusnya kita tunjukkan dahulu produk-produk hasil himpunan. Karena tidak ada gunanya kaderisasi himpunan kalau produk yang dihasilkan hanya bermental STM. Berani berkata dan berbuat di belakang dan hanya kalau beramai-ramai.

1 comment:

ikram said...

Yeah. Gini dong.
Jangan cuma soal pacaran mulu yang dibahas.