Dream of my life

I want to be powerful

Ya, gw mau menjadi orang yang berkuasa. Gw gak mau jadi orang yang kaya, atau sangat kaya, karena di Jakarta, dan Indonesia, orang-orang kaya hanya akan menjadi sapi perahan mereka yang berkuasa.

Gw gak mau punya puluhan rekening yang masing-masing bernilai puluhan milyar rupiah kalau setiap hari harus menghadapi pemeras yang meminta jatah. Karena hidup di jakarta, terutama bagi mereka yang memiliki bisnis dan uang berlebih, berarti harus siap untuk menyisihkan uang sebagai jatah harian untuk orang lain. Dari orde ribuan rupiah hingga mencapai orde milyaran rupiah, mereka yang meminta jatahpun beragam, dari preman di persimpangan jalan hingga mereka yang memiliki ruang kerja di gedung rakyat.

Ya, Jakarta merupakan kota mafia dan gw berani bilang ini bukan cuma karena membaca majalah ataupun nonton televisi, tapi karena gw udah pernah mengalami hal ini.

Mungkin ada yang pernah baca mengenai sengketa dan pendudukan tanah yang melibatkan suatu perusahaan pengembang perumahan dengan warga sekitar setahun yang lalu. Perusahaan tersebut dituduh telah merebut tanah milik warga dengan paksa dan disuruh untuk membayar ganti rugi sebesar 20 Milyar rupiah (Coba tulis angka 2 dengan 7 angka nol dibelakangnya). Berdasarkan cerita bokap gw, yang bekerja di perusahaan tersebut, ternyata pendudukan tersebut diprakarsai dan dimotori oleh sekelompok pemuda asal maluku yang jelas tidak ada sangkut-pautnya dengan si pemilik tanah yang asli. Nah, kelompok inilah, yang sudah terkenal di dunia hitam jakarta, yang sebenarnya mengincar uang 20 M tersebut. Dan bokap gw, yang "kebetulan" berwenang mengenai masalah pertanahan pun yang akhirnya menjadi sasaran tembak mereka.

Ternyata prinsip "tidak pernah bekerja sama dengan teroris"nya Amerika yang sering kita lihat di film-film juga diaplikasikan di dunia nyata. Kata bokap sih bukan masalah uang 20 Mnya, tapi karena kalau sekarang dikasih, pasti mereka bakal minta-minta lagi. Karena pertimbangan itulah perusahaan memilih untuk mengungsikan bokap sekeluarga dari Jakarta. Pernah ngerasain jalan-jalan sampai ke Lombok selama 2 minggu gratis? Kemana-kemana dikawal Kopassus? atau musti contact-contactan buat tahu ruas jalan dan titik-titik mana saja di Jakarta yang "aman"? Yah..pengalaman ini membuat gw memiliki pengalaman menjadi orang penting. Hehehehe....

Lucunya lagi ternyata masalah sengketa ini tidak berkaitan dengan mafia doank. Terakhir bokap akhirnya tahu kalau otak yang maha besarnya adalah salah satu wakil walikota Jakarta yang sedang mencari dana untuk kampanye Pilkada. Ckckckck....

Yah..pengalaman itulah yang membuat gw ingin, dan sangat ingin menjadi orang berkuasa. Kekuasaan membuat lo dekat dengan kekayaan dan keamanan. Bukan berarti menjadi orang berkuasa membuat kita menjadi aman, tetapi menjadi orang berkuasa dapat membuat kita menyuruh orang-orang untuk mengamankan kita.

Mengamankan kita di kota mafia ini. Kota dimana dengan bermodalkan plat nomor mobil B 234 ... dan stiker berlambang garuda dapat membuat kita untuk legal membawa senjata api dan berbuat seenaknya di jalan raya.

Piss....

3 comments:

Ray Rizaldy said...

kan pernah menjadi PU boulevard? hehehe tapi PU nya pemimpin apa pembantu ya? :P

jof klo dapet tour gratis ke lombok lagi ajak gw ya...

Unknown said...

ngeri juga ya pengalaman lo ini.

-IT-

Batari Saraswati said...

layout baru yaa. finally ada posting baruu. rajin2 update doong :)