Emansipasi Telah Mati?

Kalau ibu Kartini melihat hasil perjuangannya di jaman modern mungkin dia akan kaget. dia yang tadinya hanya ingin agar wanita bisa keluar dari balik tembok dapur dan mendudukkan mereka di bangku-bangku sekolah akan melihat mereka duduk di kursi-kursi empuk dalam ruangan ber-AC dikelilingi oleh tembok kaca, atau mungkin yang akan dia lihat adalah mereka yang bekerja 10 jam sehari duduk di kursi-kursi kayu dan melinting gulungan tembakau atau memasang sol sepatu. Dia juga akan melihat mereka yang bekerja di pompa-pompa bensin atau mungkin juga mereka yang bergelantungan di bus-bus kota menarik bayaran dari para penumpang.
Apakah ini emansipasi yang dia inginkan? di saat wanita sudah dapat bekerja bersama pria dan bahkan terkadang menggantikan kedudukan pria? apakah emansipasi telah berhasil?
Bagaimana kalau aku bilang belum? kenapa? karena aku masih sering mendengar kata-kata seperti "Kok cewe sih?...cowonya mana?" atau "Kan gw cewe..." kata-kata yang sepertinya berusaha mengedepankan kewanitaan mereka dan terkadang menonjolkan kelemahan gender mereka unutk mendapatkan suatu keuntungan.
Entah kenapa aku merasa emansipasi hanya dijadikan sebagian wanita untuk memperoleh hak-hak yang dahulu menjadi hak khusus pria tanpa ingin mengerjakan kewajibannya. dalam hal ini tentu saja kita harus mengecualikan mereka yang dipaksa oleh keadaan untuk menjadi seorang kepala keluarga.
Bukan. bukan berarti saya menentang emansipasi. sebagai seorang mahasiswa, kehadiran mahasiswi-mahasiswi tentu saja mendatangkan keuntungan tersendiri. yang tidak kusuka adalah mereka yang kemudian merasa lebih unggul dari pria namun terkadang justru menggantungkan hidup mereka pada pria. untuk semua kesempatan yang kita dapatkan pasti ada pengorbanan yang harus kita lakukan. dan bagi wanita yang bersikeras untuk hidup bersama dan sejajar dengan pria, tentu saja mereka juga harus melakukan pekerjaan dan pengorbanan yang sama dengan pria.
Dengan aku menulis ini bukan berarti aku tidak menghormati wanita karena menyuruh mereka menanggung sesuatu yang sama dengan pria, tapi dengan aku menulis inilah aku mempertanyakan arti dari emansipasi.

6 comments:

Batari Saraswati said...

juz wanna say : cowok juga banyak koq yg menggantungkan hidupnya ama cewek

za said...

Pria dan Wanita.

Sosok Kartini diagung-agungkan oleh orang-orang Indonesia sebagai tokoh titik balik persamaan akan hak-hak wanita. Wanita tidak boleh sekolah. Wanita cukup di dapur, hamil dan membesarkan anak. Kemudian datang Kartini yang mendobrak paradigma itu.

(Kalau tidak salah saya melihat di toko buku, ada buku yang menerbitkan surat-surat Kartini. I've read it somewhere also in Kompas Daily Newspaper).

Bahkan dalam teritori agama pun, terkadang perempuan dianggap sebagai subordinat. Seperti syariat Islam yang membolehkan pria untuk poligami -memiliki lebih dari satu istri. Atau pandangan Islam Liberal yang menganggap mengenakan jilbab hanyalah bagian dari budaya arab yang tidak wajib diikuti. Jilbab juga dipandang sebagai bentuk penghilangan hak-hak perempuan.

Tentu semua hal diatas dapat diperdebatkan.

Lalu bagaimana dengan kondisi zaman sekarang? Katakanlah, ada seorang anak yang dibesarkan dari keluarga yang Ayah dan Ibunya bekerja. Atau ekstrimnya Ayahnya tidak bekerja sementara Ibunya wanita karier yang cemerlang. Sangat cemerlang karena Si Ibu adalah CEO perusahaan top. Kemudian sang anak besar tanpa sosok Ibu yang hadir di sisinya. Ketika anak butuh sosok Ibu dalam kesehariannya, Si Ibu selalu pulang malam, berangkat pagi dan tidak ada waktu untuk sekadar ngobrol. Sang anak pun jatuh pada jurang narkoba, seks bebas, dan kuliah kacau.

Selamat banyak membaca buku dan membaca "buku" lainnya Jof. Dunia memang tidak hitam-putih dan linier begitu saja. Kalau aku pribadi, percaya dengan yang namanya daerah abu-abu.

Pertanyaan:
Ada "angin apa" lo bisa mikir kaya gini?

Floresiana Yasmin said...

pria dan wanita.. punya kelemahan dan kekuatan masing2.. justru karena itulah mereka diciptakan berpasangan... jadi, ga akan pernah ada yang lebih unggul...

18november said...

iya, gimana tuh pertanyaan zaki???

Jofardhan Faruq said...

heh..he..sebenernya udah lama gw mikir kayak gini. soalnya gw udah bosen ngeliat cewe yang terkadang merasa lebih hebat dari cowo tapi di saat lain keluar kata-kata "kan gw cewe..." dari mulutnya seakan mengharapkan belas kasihan

Fardani Dzulhikam said...

Sorry, tapi gw agak skeptis dengan kata-kata emansipasi, gw ga suka. Bukan gw egois sebagai cowok, tapi kodrat mengatakan kalo cowok lebih superior dibanding wanita.
Buat cewek: hati-hati emansipasi itu cuman akalan setan buat mengkaburkan kodrat cewek. (sory ekstreem)
Kartini juga maksudnya bukan pengen gitu kok. Beliau cuman pengen supaya, cewek ga dijajah sama cowok (beda lho antara kodrat cowok yang lebih tinggi, sama cewek yang dijajah ma cowok). Mudah-mudah beliau di terima di sisi Allah.