Akhir-akhir ini semakin susah untukku mencari parkir di ITB. Dimulai dengan masuknya angkatan baru 2006 yang tampak hampir semuanya membawa mobil ataupun motor. Hal ini membuat semua parkiran di ITB penuh bahkan sejak pukul 8 pagi. Tidak percaya?satu contoh, coba langkahkan kaki ke lapangan parkir utara (dekat Perpus pusat), akan tampak ratusan sepeda motor terparkir disana. Bila semua motor disana dijual, saya taksir uang yang terkumpul cukup untuk membeli sebuah BMW seri 7 terbaru, atau bahkan sebuah Bentley Flying Spur ;p. Contoh lain, bila anda melewati jalan Taman Sari anda akan melihat deretan mobil yang diparkir di kedua sisi jalan mulai dari pertigaan Taman Sari-Dayang Sumbi hingga ke depan Batan. Pilihan terakhir untuk parkir adalah daerah sekitar masjid Salman dan Taman Ganesha, inipun bukan merupakan pilihan terbaik mengingat sangat besar kemungkinan kita terkena bom curah dari atas pohon.
Walaupun begitu, saya masih menyimpan sedikit kebahagiaan bila saya memiliki urusan di kampus di atas jam kerja ataupun di hari sabtu dan minggu. Karena itu berarti saya bisa membawa mobil saya masuk ke dalam kampus, dan memarkirkannya di dekat gedung yang akan saya tuju. Lebih hemat tenaga jelas, dan uang parkir. Tapi itu dulu...
Sejak 6 november lalu Rektorat, di antara kesibukannya, masih sempat mengeluarkan SK yang berisi tentang pengaturan parkir di dalam kampus ITB setelah jam kerja dan pada hari libur. Sejak saat itu, jangan pernah berharap dapat mengendarai kendaraan anda di dalam kampus lebih jauh dari seputaran Campus center-Labtek V-Labtek VIII. ini berarti orang yang memiliki keperluan di gedung SBM sekalipun harus memarkir mobilnya di parkiran Labtek V atau VIII kemudian melanjutkan perjalanannya dengan kaki. Karena jumlah parkiran di sekitar Labtek V dan VIII cukup sempit, tidak heran sekarang parkiran di salman dan taman ganesha tetap penuh, bahkan diluar jam-jam kuliah. Dan jangan berharap untuk mencoba menyelinap masuk, semua jalur ditutup dengan portal besi ataupun rantai dilengkapi dengan beberapa pasang satpam berwajah ketus yang siap mengusir kita.
Semua demi keamanan dan kenyamanan katanya, agar lebih memudahkan pengawasan kendaraan. Alasan yang kurang beralasan menurut saya, mengingat jumlah pencurian tahun 2006 lebih sedikit daripada yang terjadi pada tahun 2005 atau 2004, itu sepengetahuan saya. Itupun kehilangan yang terjadi diluar kampus, kalau begitu kenapa rektorat justru membatasi jumlah mobil di dalam kampus dan mengarahkan agar kendaraan diparkir diluar? Bukankah itu malah menambah kemungkinan hilangnya kendaraan mahasiswa dan tamu ITB. Walaupun begitu saya tetap menghargai usaha rektorat untuk meningkatkan keamanan dalam kampus. Tetapi ini Indonesia bung...peraturan dibuat untuk dilanggar.
Pertama, hari minggu 12 November yang lalu. Berdasarkan SK seharusnya pada hari minggu ITB benar-benar tertutup untuk kendaraan. Namun saat hari itu saya datang ke kampus terlihat gerbang terbuka lebar, tanpa portal satupun. Sayapun dengan mulus memasukkan mobil saya kedalam kampus, setelah masuk saya melihat di bundaran CC sebuah mobil Toyota Prius diparkir. Tidak jauh terlihat beberapa stand berdiri di lapangan basket CC. Dari beberapa umbul" yang terlihat dapat disimpulkan bahwa saat itu sedang ada eksibisi dan seminar tentang bahan bakar hybrid. Apakah itu berarti gerbang dibuka semata karena ada acara tersebut? Apakah sebuah peraturan bisa diindahkan demi acara edu-mercial?
Kedua, hari sabtu 18 November. Saya harus bertemu orang di Labtek Biru, karena saat itu semua jalan diportal, saya memarkir mobil saya di Labtek V. Sesuai peraturan pikir saya...Namun saya terkejut ketika melihat beberapa-banyak- mobil yang diparkir di sekitar Labtek Biru dan Labtek Mesin. Tempat yang harusnya tertutup untuk kendaraan saat itu. Apakah kali ini beberapa mobil dibiarkan masuk sedangkan beberapa yang lain harus diparkir di depan kampus? apakah memang peraturan tersebut hanya berlaku untuk baru sebagian orang?
Ketiga, terjadi ketika saya bercerita dengan teman-teman saya. Dari sana saya tahu bahwa ternyata beberapa teman saya dapat lolos dari penjagaan dan membawa kendaraannya terus hingga ke belakang kampus. Dari sini semakin timbul hal yang mengganjal... Apakah memang peraturan tersebut hanya dibuat untuk sebagian orang. Atau memang si penjaga portal yang kadang bersikap tegas sambil memasang wajah ketus dan di saat lain dengan senyum lebar mempersilakan beberapa pengendara melewati portal?
Yah...hanya Tuhan dan si penjaga yang tahu kebenarannya.